GAMBARAN DAJJAL MENURUT AL-HADITS
Segala macam keistimewaan yang kami lihat pada peradaban Barat sekarang
ini, semuanya sesuai dengan ciri-ciri Dajjal yang dilihat oleh Nabi
Muhammad SAW dalam ru’yah. Memang benar bahwa bangsa-bangsa ini
mempunyai sedikit perbezaan satu sama lain, tetapi ada satu hal yang
semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.
Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang menguraikan ciri-ciri
Dajjal. Marilah kita mulai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari :
1. “Dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek, yang mata-kanannya
buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahwa ia adalah Masihid -
Dajjal” (Bukhari 77:68,92)
2. “Awas! dia pecak (buta sebelah)… dan diantara dua matanya, tertulis ‘Kafir’…” (Bukhari 93:27).
Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:
1. Bahawa mengenai bentuknya, Dajjal digambarkan berbadan kekar.
2. Bahawa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahawa rambut kepalanya pendek dan ikal.
Tiga gambaran ini sesuai sekali derigan bentuk orang-orang Eropah pada
umumnya. Mereka itu pada umumnya berbadan kekar; bertubuh baik dan kuat;
rambutnya pendek dan ikal, sampai-sampai wanitanya pun memotong pendek
rambutnya; kulit mereka putih dan mengkilat. Jadi, gambaran tentang
ciri-ciri Dajjal tersebut, cocok sekali dengan perwujudan orang-orang
Eropah.
Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada
dahinya tertulis kaf, fa’dan ra’ atau kaflr, ini menggambarkan keadaan
rohani Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal
menggambarkan suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta
mata jasmaninya.
Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata kanannya, mata-kiri Dajjal
digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Dengan perkataan
lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi
mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib
tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali.
Pada waktu menjelaskan erti kata al-Masih, beliau menerangkan bahawa
kata masaha bererti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan
keterangan sbb:
“Diriwayatkan bahawa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan
nabi ‘Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini
bererti bahawa Dajjal tak mempuyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti
misalnya kearifan, kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi ‘Isa
tak mempunyai kejahilan, keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang
termasuk jenis akhlak yang rendah”.
Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan secara
harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diertikan bahawa
Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik.
Bahwa dua mata manusia itu, yang satu digunakan untuk melihat hal-hal
yang berhubungan dengan kerohanian dan agama, dan yang satu lagi
digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan
keduniaan. Oleh kerana hal-hal yang berhubungan dengan agama dan
kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang
berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal
bererti bahwa Dajjal sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan agama atau kerohanian, dan ini sesuai sekali dengan
apa yang dialami oleh bangsa-bangsa Eropah sekarang ini.
Seluruh parhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan
dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini tak
ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang diuraikan dalam
Hadits, bahwa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang.
Ertinya, Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang
bangsa-bangsa lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata
rohani Dajjal tak mempunyai penglihatan yang tajam, kerana semua
kekuatan Dajjal dihabiskan guna kepentingan urusan duniawi. Sukses
Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan duniawi mengakibatkan buta
sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan sesuai sekali dengan apa
yang dikatakan oleh Al-Qur’an tentang bangsa-bangsa Kristian:
“Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia, dan
mereka mengira bahawa mereka amat pandai dalam membuat barang-barang”
(18:104)
Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahwa mata kiri
Dajjal, yaitu, mata-duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun
keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb:
“Mereka adalah orang-orang yang mengkafiri ayat Tuhan, dan (mengakhiri) perjumpaan dengan Dia” (18 : 105).
Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri, yaitu, bahwa
mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.
Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini
berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahwa pada
dahi seseorang terdapat tulisan anu, ini sama ertinya dengan
mengatakan, bahwa anu itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka
dari itu, uraian Hadits bahwa pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir,
ini hanyalah bererti bahawa kekafiran itu merupakan kenyataan yang
senyata-nyatanya bagi dia.
Kata-kata Hadits itu sendiri sudah menerangkan; bahawa demikian itulah
nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan bahawa tiap-tiap mukmin dapat
membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang dapat membaca tulisan
itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin itu, yakni,
“baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis.” Ertinya, tiap-tiap
orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti tulis-menulis
atau tidak.
Sudah terang, bahawa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang
mukmin, baik ia mengerti tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin
berwujud kata-kata atau huruf. Jika tulisan itu berwujud kata-kata atau
huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah pembacanya mukmin atau
kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahawa orang mukmin dapat
membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf.
Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut pautnya dengan urusan iman.
Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat membaca tulisan, sedangkan
orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati, ia tetap tak dapat
membaca tulisan. Oleh kerana itu, tulisan yang dimaksud bukanlah tulisan
biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang. Pernyataan bahwa
tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini bererti,
bahwa orang kafir tak pernah sedar akan kekafirannya, sehingga
membutakan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.